Jakarta lumpuh saat banjir melanda
sebagian wilayah, Sabtu 22 Desember 2012. Namun, banjir tahun ini tidak akan
separah banjir 2002 atau 2007. "Ini dilihat dari volume banjir. Tapi, ini
hasil kalkukasi ya," kata juru bicara Badan Nasional Penanggulangan Bencana
(BNPB), Sutopo Purwo Nugroho. Dia mengakui, curah hujan Sabtu kemarin memang
sangat deras. "Tapi banjir kemarin itu tidak ada apa-apanya jika
dibandingkan 2002 dan 2007," jelasnya.
Mengapa banjir kian parah? Sutopo
mengingatkan Jakarta pasti banjir tiap musim hujan. Salah satu penyebabnya, sungai-sungai
yang mengalir dan melewati Jakarta makin tak mampu menampung air hujan. Dia
lantas mencontohkan Sungai Ciliwung, Cipinang, dan Krukut. Kapasitas dan daya
tampung sungai-sungai ini jauh dari volume banjir.
"Lebar ideal Ciliwung itu 40 sampai
50 meter. Tapi, sekarang hanya 10 meter saja," jelasnya. Hal sama juga
terjadi pada Sungai Pesanggrahan yang hanya mampu menampung 30 persen air
banjir. Lebar sungai ini, imbuhnya, hanya 3 sampai 10 meter. Sementara
kebutuhannya, 30 meter.
"Mengapa sungai kian tak mampu
menampung? Karena banyak faktor, termasuk sedimentasi, pendangkalan. Makin
banyak sampah yang masuk sungai otomatis sungai pun kian dangkal," jelas
Sutopo. Belum lagi, jumlah warga yang memilih tinggal di bantaran sungai kian
banyak.
Untuk mengatasi masalah pendangkalan
tersebut, Pemerintah sudah menyiapkan proyek lima tahun untuk merevitalisasi
tiga sungai di Jakarta, yakni Pesanggrahan, Angke, dan Sunter (PAS).
"Program ini sudah dimulai 2011
hingga 2014 nanti dengan dana Rp2,4 triliun. Di dalamnya termasuk pengerukan,
pelebaran sungai dengan pembebasan tanah, dan mengatasi penduduk yang tinggal
di bantaran sungai itu," jelas Sutopo.
Secara umum, Pemerintah daerah dan pusat
juga mengantisipasi banjir untuk musim hujan kali ini sejak Oktober lalu. Ada
62 titik yang diwaspadai akan banjir. "Kami siapkan SDM, peralatan seperti
tenda dan perahu karet," jelasnya.
Referensi :
0 komentar:
Posting Komentar