Buscar

E-Learning Center of Gunadarma University

UG E-Learning Center adalah situs layanan online yang dimiliki oleh Universitas Gunadarma. E-Learning itu sendiri dapat diartikan sebagai pembelajaran jarak jauh (distance learning) yang memanfaatkan tekhnologi komputer, jaringan komputer dan atau internet.

E-Learning memungkinkan pembelajar untuk belajar melalui komputer di tempat mereka masing - masing tanpa harus secara fisik pergi mengikuti perkuliahan / pelajaran di kelas.

Situs layanan e-learning yang dimiliki oleh UG (Universitas Gunadarma) ini berisi berbagai macam informasi yang berhubungan dengan UG dan tentunya berguna untuk mahasiswanya itu sendiri dengan berbagai macam fitur atau menu layanan yang tersedia.

 Fitur - fitur tersebut diantaranya :

1. Link / tautan
menghubungakan surfer ke jenis - jenis layanan online yang termasuk ke dalam distance learning yang dimiliki oleh UG. Diantaranya :
  • Ebook, elektronik book yang berisikan modul - modul kuliah untuk semua jurusan di UG

  • SAP online (sap.gunadarma.ac.id), SAP merupakan singkatan dari Satuan Acara Perkuliahan. berisikan silabus - silabus pelajaran untuk semua jurusan di UG. 

  • V-class (v-class.gunadarma.ac.id), singakatan dari Virtual Class. hanya dengan terhubung ke internet dan memasukkan username serta password mahasiswa dapat melakukan perkuliahan.

  • material, berisikan materi - materi kuliah yang bisa di dapat dengan men-download.


  • ILab (ilab.gunadarma.ac.id), menghubungkan surfer ke situs layanan Integrated Laboratory yang dimiliki oleh UG.


2. Menu Utama
Berisikan 3 subdomain, yaitu :

  • Tentang e-learning, menjelaskan apa itu e-learning sebagai metode pembelajaran perkuliahan di UG.
  • Struktur e-learning, menjelaskan struktur organisasi yang mengurusi pusat pembelajaran e-learning.
  • Kontak e-learning, berisikan kontak pelayanan e-learning UG yang berada di Kampus D, Depok.

3. Login Form
Kotak login untuk memulai e-learning

4. Syndicate dan Jejak Pendapat


Kelebihan yang dimililki oleh layanan online ini adalah selain dapat melakukan pembelajaran jarak jauh, mahasiswa juga dapat memperoleh informasi yang up to date yang berhubungan dengan Universitas Gunadarma.

Kekurangannya yaitu tampilan yang disajikan oleh layanan online ini belum cukup menarik. Hanya terdapat gambar - gambar biasa, tidak ada gambar bergerak seperti yang dimiliki oleh layanan online ILab Universitas Gunadarma. Selain itu tidak ada mesin pencari yang dapat memudahkan surfer untuk mendapatkan informasi yang dibutuhkan yang terdapat di dalam layanan online tersebut.

Situs layanan online E-Learning Center milik Universitas Gunadarma ini dapat di akses di http://elearning.gunadarma.ac.id/

ILMU SOSIAL DASAR 2



Nama                    : Shinta Roanna Agusti
NPM                      : 16110526
Kelas                     : 1KA14

Individu, Keluarga dan Masyarakat
               Manusia pada dasarnya adalah mahluk yang hidup dalam kelompok dan mempunyai organisme yang terbatas di banding jenis mahluk lain ciptaan Tuhan. Untuk mengatasi keterbatasan kemampuan organisasinya itu, menusia mengembangkan sistem-sistem dalam hidupnya melalui kemampuan akalnya. Manusia itu pada hakekatnya adalah mahluk sosial, tidak dapat hidup menyendiri. Ia merupakan “Soon Politikon” , manusia itu merupakan mahluk yang hidup bergaul, berinteraksi. Perkembangan dari kondisi ini menimbulkan kesatuan-kesatuan manusia, kelompok-kelompok sosial yang berupa keluarga, dan masyarakat. Maka terjadilah suatu sistem yang dikenal sebagai sistem kemasyarakatan atau organisasi sosial yang mengatur kehidupan mereka, memenuhi kebutuhan hidupnya.

MANUSIA SEBAGAI MAHLUK INDIVIDU
               Individu berasal dari kata latin “individuum” artinya yang tidak terbagi, maka kata individu merupakan sebutan yang dapat digunakan untuk menyatakan suatu kesatuan yang paling kecil dan terbatas. Dalam pandangan psikologi sosial, manusia itu disebut individu bila pola tingkah lakunya bersifat spesifik dirinya dan bukan lagi mengikuti pola tingkah laku umum. Didalam suatu kerumunan massa manusia cenderung menyingkirkan individualitasnya, karena tingkah laku yang ditampilkannya hampir identik dengan tingkah laku masa. Dalam perkembangannya setiap individu mengalami dan dibebankan berbagai peranan, yang berasal dari kondisi kebersamaan hidup dengan sesama manusia. Namun setiap warga masyarakat yang namanya individu wajar untuk menyesuaikan tingkah lakunya sebagai bagian dari perilaku sosial masyarakatnya. Artinya individu tersebut telah dapat menemukan kepribadiannya aatau dengan kata lain proses aktualisasi dirinya sebagai bagian dari lingkungannya telah terbentuk.

Pertumbuhan Individu
               Perkembangan manusia yang wajar dan normal harus melalui proses pertumbuhan dan perkembangan lahir batin. Pertumbuhan adalah suatu perubahan yang menuju kearah yang lebih maju dan lebih dewasa.
Faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan:
  1. Pendirian Nativistik. Menurut para ahli dari golongan ini berpendapat bahwa pertumbuhan itu semata-mata ditentukan oleh faktor-faktor yang dibawa sejak lahir
  2. Pendirian Empiristik dan environmentalistik. Pendirian ini berlawanan dengan pendapat nativistik, mereka menganggap bahwa pertumbuhan individu semata-nmata tergantung pada lingkungan sedang dasar tidak berperan sama sekali.
  3. Pendirian konvergensi dan interaksionisme. Aliran ini berpendapat bahwa interaksi antara dasar dan lingkungan dapat menentukan pertumbuhan individu.

Tahap pertumbuhan individu berdasarkan psikologi

  1. Masa vital yaitu dari usia 0.0 sampai kira-kira 2 tahun.
            Pada masa vital ini individu menggunakan fungsi-fungsi biologis untuk menemukan berbagai hal dalam dunianya. menurut Frued, tahun pertama dalam kehidupan individu itu sebagai masa oral, karena mulut dipandang sebagai sumber kenikmatan dan ketidak nikmatan. Pendapat semacam ini mungkin beralasan kepada kenyataan, bahwa pada masa ini mulut memainkan peranan penting dalam kehidupan individu. Bahwa anak memasukkan apa saja yang dijumpai ke dalam mulutnya itu karena pada waktu itu mulut merupakan alat utama untuk melakukan eksplorasi dan belajar. Pada tahun kedua anak belajar berjalan, dan dengan berjalan itu anak mulai pula belajar menguasai ruang. Di samping itu terjadi pembiasaan tahu akan kebersihan. Melalui tahu akan kebersihan itu anak belajar mengontrol impuls-impuls yang datang dari dalam dirinya.

  1. Masa estetik dari umur kira-kira 2 tahun sampai kira-kira 7 tahun
Mata estetik diartikan bahwa pada masa ini pertumbuhan anak yang terutama adalah fungsi pancaindera. Dalam masa ini pula tampak muncuk gejala kenakalan yang umumnya terjadi antara 3 tahun sampai umur 5 tahun. Adapun alasan anak berbuat kenakalan dalam usia tersebut adalah berkat pertumbuhan bahasanya yang merupakan modal utama bagi anak dalam menghadapi dunianya maka samapi-lah anak pada penyadaran ”aku”nya yaitu suatu tahap ketika anak menemukan dirinya sebagai subyek. Pada masa ini terjadi apa yang kita sebut dengan menghendaki dan kehendak yang dimiliki tidak dapat ditahan-tahan; makna tetapi kalau dia telah memperolehnya maka dia tidak lagi memperdulikannya dan menghendaki benda yang lain dan seterusnya.

  1. Masa intelektual dari kira-kira 7 tahun sampai kira-kira 13 tahun atau 14 tahun
Ada beberapa sifat khas pada anak-anak masa ini antara lain :
a.    Adanya korelasi positif yang tinggi antara keadaan jasmani dengan prestasi sekolah
b.    Sikap tunduk kepada peraturan-peraturan, permainan yang tradisional
c.    Adanya kecenderungan memuji diri sendiri
d.    Kalau tidak dapat menyelesaikan ssesuatu soal maka soal itu dianggap tidak penting
e.    Senang membandingkan dirinya dengan anak lain
f.     Adanya minat kepada kehidupan praktis sehari-hari yang konkrit
g.    Amat realistik ingin tahu, ingin belajar
h.    Gemar membentuk kelompok sebaya

  1. Masa sosial, kira-kira umur 13 atau 14 tahun sampai kira-kira 20 – 21 tahun

KELUARGA DAN FUNGSINYA DIDALAM KEHIDUPAN MANUSIA
               Keluarga adalah unit/satuan masyarakat terkecil yang sekaligus merupakan suatu kelompok kecil dalam masyarakat. Kelompok ini dalam hubungannya dengan perkembangan individu sering dikenal dengan sebutan primary group. Kelompok inilah yang melahrikan individu dengan berbagai macam bentuk kepribadiannya dalam masyarakat. Keluarga mempunyai 4 karakteristik yang memberi kejelasan tentang konsep keluarga:
  1. Keluarga terdiri dari orang - orang yang bersatu kearena ikatan perkawinan, darah atau adopsi. Yang mengiikat suami dan istri adalah perkawinan, yang mempersatukan orang tua dan anak - anak adalah hubungan darah (umumnya) dan kadang - kadang adopsi.
  2. Para anggota suatu keluarga biasanya hidup bersama - sama dalam satu rumah dan mereka membentuk suatu rumah tangga (household), kadang - kadang satu rumah tangga itu hanya terdiri dari suami istri tanpa anak - anak, atau dengan satu atau dua anak saja.
  3. Keluarga itu merupakan satu kesatuan orang - orang yang berinteraksi dan saing berkomunikasi, yang memainkan peran suami dan istri, bapak dan ibu, anak laki - laki dan perempuan..
  4. Keluarga itu mempertahankan suatu kebudayaan bersama yang sebagian besar berasal dari kebudayaan umum yang lebih luas.

Dalam bentuknya yang paling dasar sebuah keluarga terdiri atas seorang laki-laki dan seorang perempuan, dan ditambah dengan anak-anak mereka yang belum menikah, biasanya tinggal dalam satu rumah, dalam antropologi disebut keluarga inti. Satu keluarga ini dapat juga terwujud menjadi keluarga luas dengan adanya tambahan dari sejumlah orang lain, baik yang kerabat maupun yang tidak sekerabat, yang secara bersama-sama hidup dalam satu rumah tangga dengan keluarga inti. Koentjaraningrat membedakan 3 macam keluarga luas berdasarkan bentuknya :
  1. keluarga luas utrolokal, berdasarkan adapt utrolokal, terdiri dari keluarga inti senior dengan keluarga-keluarga batih/inti anak laki-laki maupun anak perempuan
  2. keluarga luas viriolokal, berdasakan adapt viriolokal, terdiri dari satu keluarga inti senior dengan keluarga-keluarga inti dari anak-anak lelaki
  3. Keluarga luas uxorilokal, berdasarkan adapt uxorilokal, terdiri dari satu keluarga inti senior dengan keluarga-keuarga batih/inti anak-anak perempuan
 Macam-macam fungsi keluarga adalah
  1. Fungsi biologis
  2. Fungsi Pemeliharaan
  3. Fungsi Ekonomi
  4. Fungsi Keagamaan
  5. Fungsi Sosial

MASYARAKAT SUATU UNSUR DARI KEHIDUPAN MANUSIA
               Masyarakat adalah suatu istilah yang kita kenal dalam kehidupan sehari-hari, ada masyarakat kota, masyarakat desa, masyarakat ilmiah, dan lain-lain. Dalam psikologi sosial masyarakat dinyatakan sebagai sekelompok manusia dalam suatu kebersamaan hidup dan dengan wawasan hidup yang bersifat kolektif, yang menunjukkan keteraturan tingkah laku warganya guna memenuhi kebutuhan dan kepentingan masing-masing. Dalam perkembangan dan pertumbuhannya masyarakat dapat digolongkan menjadi :
  1. Masyarakat sederhana. Dalam lingkungan masyarakat sederhana (primitive) pola pembagian kerja cenderung dibedakan menurut jenis kelamin.
  2. Masyarakat Maju. Masyarakat maju memiliki aneka ragam kelomok sosial, atau lebih dikenal dengan sebuatan kelompok organisasi kemasyarakatan yang tumbuh dan berkembang berdasarkan kebutuhan serta tujuan tertentu yang akan dicapai. Dalam lingkungan masyarakat maju, dapat dibedakan
a.       Masyarakat non industri. Secara garis besar, kelompok ini dapat digolongkan menjadi gua golongan yaitu kelompok primer dan kelompok sekunder. Dalam kelompok primer, interaksi antar anggotanya terjdi lebih intensif, lebih erat, lebi akrab. Dalam kelompok sekunder terpaut saling hubungan tidak langsung, formal, juga kurang bersifat kekeluargaan.
b.    Masyarakat Industri. Contoh tukang roti, tukang sepatu, tukang bubut, tukang las.

Pemuda dan Sosialisasi
Pemuda adalah golongan manusia manusia muda yang masih memerlukan pembinaan dan pengembangan kearah yang lebih baik, agar dapat melanjutkan dan mengisi pembangunan yang kini telah berlangsung. Proses kehidupan yang dialami oleh para pemuda Indonesia tiap hari baik di lingkungan keluarga, sekolah, maupun masyarakat membawa pengauh yang besar pula dalam membina sikap untuk dapat hidup di masyarakat. Proses demikian itu bisa disebut dengan istilah sosialisasi, proses sosialisasi itu berlangsung sejak anak ada di dunia dan terus akan berproses hingga mencapai titik kulminasi. Jadi jelaslah sekarang keragaman pemuda Indonesia dilihat dari kesempatan pendidikannya serta dihubungkan dengan keragaman penduduk dalam suatu wilayah, maka proses sosialisasi yang dialami oleh para pemuda sangat rumit. Sehubungan dengan perkembangan individu pemuda itu sendiri dan dalam rangka melepaskan diri dari ketergantungan pada orang tua, maka pengalaman-pengalaman yang dialaminya itu kadang  membingungkan dirinya sendiri.

Pemuda Indonesia
Ditinjau dari kelompok umur, maka pemuda Indonesia adalah sebagai berikut :
Masa bayi                  : 0 – 1 tahun
Masa anak                : 1 – 12 tahun
Masa Puber              : 12 – 15 tahun
Masa Pemuda          : 15 – 21 tahun
Masa dewasa           : 21 tahun keatas
Dilihat dari segi budaya atau fungsionalya maka dikenal istilah anak, remaja dan dewasa, dengan perincian sebagia berikut :
Golongan anak        : 0 – 12 tahun
Golongan remaja     : 13 – 18 tahun
Golongan dewasa   : 18 (21) tahun keatas
Usia 0-18 tahun adalah merupakan sumber daya manusia muda, 16 – 21 tahun keatas dipandang telah memiliki kematangan pribadi dan 18(21) tahun adalah usia yang telah diperbolehkan untuk menjadi pegawai baik pemerintah maupun swasta.
Pengertian pemuda berdasarkan umur dan lembaga serta ruang lingkup tempat pemuda berada terdiri atas 3 katagori yaitu :
1.    Siswa, usia antara 6 – 18 tahun, masih duduk di bangku sekolah
2.    Mahasiswa usia antara 18 – 25 tahun beradi di perguruan tinggi dan akademi
3.    Pemuda di luar lingkungan sekolah maupun perguruan tinggi yaitu mereka yang berusia 15 – 30 tahun keatas.
Kedudukan pemuda dalam masyarakat adalah sebagai mahluk moral, mahluk sosial. Artinya beretika, bersusila, dijadikan sebagai barometer moral kehidupan bangsa dan pengoreksi. Sebagai mahluk sosial artinya pemuda tidak dapat berdiri sendiri, hidup bersama-sama, dapat menyesuaikan diri dengan norma-norma, kepribadian, dan pandangan hidup yagn dianut masyarakat. Sebagai mahluk individual artinya tidak melakukan kebebasan sebebas-bebasnya, tetapi disertai ras tanggung jawab terhadap diri sendiri, terhadap masyarakat, dan terhadap Tuhan Yang maha Esa.

Sosialisasi Pemuda
Melalui proses sosialisasi, seorang pemuda akan terwarnai cara berpikir dan kebiasaan-kebiasaan hidupnya. Dengan proses sosialisasi, seseorang menjadi tahu bagaimana ia mesti bertingkah laku di tengah-tengah masyarakat dan lingkungan budayanya. Dalam hal ini sosialisasi diartikan sebagai proses yang membantu individu melalui belajar dan menyesuaikan diri, bagaiman cari hidup dan bagaimana cara berpikir kelompoknya agar dapat berperan dan berfungsi dalam kelompoknya. Proses sosialisasi melahirkan kedirian dan kepribadian seseorang. Kedirian (self) sebagai suatu produk sosialisasi, merupakan kesadaran terhadap diri sendri dan memandang adanya pribadi orang lain di luar dirinya. Kesadaran terhadap diri sendiri membuat timbulnya sebutan “aku” atau “saya” sebagai kedirian subyektif yang sulit dipelajari. Asal mula timbulnya kedirian :

  1. 1.    Dalam proses sosialisasi mendapat bayangan dirinya, yaitu setelah memperhatikan cara orang lain memandang dan memperlakukan dirinya. Misalnya ia tidak disukai, tidak dihargai, tidak dipercaya; atau sebaliknya,
  2. 2.    Dalam proses sosialisasi juga membentuk kedirian yang ideal. Orang bersangkutan mengetahui dengan pasti apa-apa yang harus ia lakukan agar memperoleh penghargaan dari orang lain. 
  3. Bertitik tolak dari pengertian pemuda, maka sosialisasi pemuda dimulai dari umur 10 tahun dalam lingkungan keluarga, tetangga, sekolah, dan jalur organisasi formal atau informal untuk berperan sebagai mahluk sosial, mahluk individual bagi pemuda.
INTERNALISASI, BELAJAR DAN SPESIALISASI
            Ketiga kata atau istilah tersebut pada dasarnya memiliki pengertian yang hampir sama. Proses berlangsungnya sama yaitu melalui interaksi sosial. istilah internasilasasi lebih ditekankan pada norma-nroma individu
Istilah belajar ditekankan pada perubahan tingkah laku, yang semula tidak dimiliki sekarang telah dimiliki oleh seorang individu. istilah spesialisasi ditekankan pada kekhususan yagn telah dimiliki oleh seorang individu, kekhususan timbul melalui proses yang agak panjang dan lama.

STUDI KASUS
Akademi Islam Amerika Dibuka Lagi, Setengah Mahasiswanya Non-Muslim
(Studi Kasus di Chicago, Amerika Serikat)
 Sebuah akademi Islam di Chicago yang sempat ditutup selama 10 tahun, dibuka kembali. Akademi yang kembali memulai aktivitasnya pada bulan lalu ini, sekarang memiliki mahasiswa yang setengahnya merupakan non-Muslim. ”Seluruh Amerika membutuhkan sebuah lembaga pemikiran Islam,” ujar Ali Yurtsever, seorang mantan sarjana penelitian di Georgetown University yang kini menjadi pengawas pembukaan kembali Akademi Islam itu. ”Jika anda tidak memiliki perguruan tinggi Islam, maka orang-orang akan disesatkan, mereka akan mudah ditipu dan permusuhan akan akan terus berkembang. ”Saat ini separuh dari siswa yang terdaftar di Akademi Islam Amerika itu merupakan non-Muslim. Terlepas dari asal-usul mahasiswanya, kampus itu tampaknya dibuka kembali untuk menciptakan ruang dialog dan diskusi. Profesor Ekmeleddin Ihsanoglu yang juga Sekjen OKI menjabat Ketua Dewan Pengawas perguruan tinggi itu. Yurtsever mengatakan, meningkatnya sentimen anti-Islam tak lepas dari kurangnya pengetahuan mengenai Islam. Kampus ini memiliki kewajiban moral bagi Muslim Amerika untuk mengatasi masalah tersebut. ”Hari ini Muslim Amerika memiliki peran dan tugas untuk memimpin jalan melalui perilaku moral dan partisipasi aktif di dalam gerakan politik yang positif terhadap penciptaan masyarakat yang adil, damai, dan adil,” tuturnya. Akademi Islam Amerika didirikan pada 1881 sebagai perguruan tinggi swasta yang nirlaba. Kuliah di kampus ini memakan waktu selama empat tahun dengan jurusan bahasa Arab dan Studi Islam. Pada maret 1983, perguruan tinggi ini menempati sebuah gedung di Lake Shore Drive dan September 1983 memulai tahun akademik yang pertama. Pada 1991, akademi ini diberi kewenangan untuk memberikan gelar Associate of Arts di samping gelar Bachelor of Arts yang sudah dimilikinya.

Long Distance Relationship


Akhir – akhir ini semenjak gua di terima dan mulai kuliah di kampus gua yang baru, gua ngarasain beratnya untuk ngjalanin LDR (baca : Long Distance Relationship). Dulu, tiap gua lagi kangen dia (my erlando:D), tinggal telfon dan bilang “jalan-jalan yuk?”, atau “maen yuk ke sini skalian temenin beli ini ini ini”. Sekalinya udah ketemu bisa lebih dari setengahnya hari di habisin, apa lagi pas setelah UN. Tapi sekarang situasinya udah beda. Yang dulu bisa ga ketemu paling lamanya 3 sampe 4 hari, sekarang bisa sampe lebih dari sebulan :( bener -bener berasa banget.:(
LDR juga bikin kita jadi over protektif satu sama lain karna meningkatnya rasa khawatir, bikin kita mudah emosi dan mudah marah, bikin kita jadi suka ngegede - gedein masalah yang seharusnya ga perlu buat di gede – gedein, dan juga bikin kita jadi suka tiba – tiba nangis dan senyum sendiri di saat lagi kangen dan inget dia. Dari 4 point tadi, itu semua yang bikin jadi mudah ribut, adu mulut, dan ga jarang jadi merasa capek sendiri.

Banyak dari temen gua yang putus karena LDR dengan alasan :
  1. Bosen, cuma bisa gitu – gitu aja. Telfon, sms, dan komunikasi di dunia maya.
  2. Jadi kurangnya rasa peduli dan perhatian, garing, mudah tergoda dengan lawan jenis yang ada di sekitar dia.
  3. Jenuh, karna saking seringnya ribut dan ga ada yang ngalah serta hilangnya pengertian satu sama lain. 


Emang ga mudah buat ngjalanin LDR, butuh kesiapan dan keseriusan yang tinggi. Tapi, gua punya beberapa kunci buat ngjadiin LDR itu ga begitu berat buat gua : 
  1. Jaga komunikasi dengan sebaik – baiknya.
  2. Saling percaya satu sama lain, dan diseimbangin dengan positif thinking terhadap pasangan dan diiri sendiri, serta berfikir dewasa.
  3. Jaga kepercayaan yang udah di kasih oleh pasangan, jujur,  dan pastinya setia.
  4. Harus bisa lebih pengertian dari sebelumnya, dan harus lebih sabar.
  5. Nyusun rencana bareng buat kapan bisa ketemuan.
  6. Slalu ingat dengan moment -  moment yang dulu pernah di lewatin, dengan begitu kita jadi lebih bisa nghindarin ribut dan lebih mudah ngalah d saat ribut buat nyelametin hubungan.
  7. Tanemin di dalam diri, urusan dia selingkuh atau engga disana itu urusan dia dan Tuhan. Asal kita disini berniat baik dan nglakuin yang baik buat dia. Yang penting kita percaya Tuhan pasti kasih jalan yang terbaik untuk hubungan ini yang sekarang dan ke depan yang lebih baik.
  8. Ga pernah lupa dengan janji, harapan, komitmen serta tujuan yang udah di omongin berdua, dengan begitu buat ngjalanin hubungan pasti jadi lebih semangat :)



Dari semua faktor – faktor tadi, LDR bisa di jalanin asal kedua nya berhati tegar, di dukung dengan rasa percaya yang tinggi dan rasa sayang yang kuat. Semua itu bisa membuka jalan untuk suksesnya LDR hingga ke jenjang yang lebih tinggi :)

Tiang Masjid Bergeser 30 Derajat ke Arah Kiblat


Empat tiang beton di dalam Masjid Al Falah, Kampung Tunagan, Kelurahan Linggajaya, Kecamatan Mangkubumi, Kota Tasikmalaya, mendadak berputar ke arah kanan sekitar 30 derajat tanpa merusak konstruksi, Rabu (22/9/2010) sore hingga malam. Fenomena yang sulit dinalar akal sehat itu, tak pelak membuat geger warga.
Keempat tiang bergerak berputar ke arah kanan selepas ashar dan kembali ke posisi semula selepas isya. Keempat tiang beton berbalut keramik itu berfungsi menyangga lantai dua. Perputaran tiang terjadi seusai puluhan warga menunaikan shalat ashar. Mereka terkejut saat menyadari keempat tiang yang masing-masing berjarak sekitar dua meter membentuk segi empat itu, telah berubah arah sekitar 30 derajat ke arah kanan (utara).
“Tidak ada bunyi derak tembok. Tiba-tiba saja kami menyaksikan keempat tiang sudah berubah arah,” tutur H Syariful Gaos, seorang tokoh warga sekaligus orang yang memimpin pembangunan masjid pada tahun 1989 lalu. Para jamaah sempat panik karena mengira masjid akan roboh.
Namun setelah diteliti lebih seksama, tidak ada bekas-bekas perputaran. Keramik lantai tampak masih utuh. Hanya saja sudutnya berubah seiring dengan perubahan tiang. Fenomena diluar akal sehat itu membuat jamaah langsung menyebut asma Allah. Bahkan ada yang menitikkan air mata.
Fenomena itu tidak berhenti sampai di situ. Selepas jamaah melaksanakan shalat isya berjamaah, secara tiba-tiba keempat tiang beton berkeramik putih yang tepiannya ditempeli keramik hitam, berputar lagi ke arah semula dan kembali berada pada posisi awal. Kejadian kedua ini makin menghebohkan jamaah. Ada yang bertakbir ada pula yang melakukan sujud atau membaca ayat suci.
“Sejak itu masjid dipenuhi warga yang ingin menyaksikan kejadian itu dari dekat,” ujar Syariful, yang mengaku terus pulang seusai shalat ashar. Semalam ratusan warga terus berdatangan. Bahkan hingga Kamis (23/9) sore, puluhan warga masih berkumpul di masjid yang terletak di tepi jalan kampung itu.
Hilman, seorang warga, memperlihatkan kepada wartawan hasil rekaman hidup kamera fotonya. Namun baik tiang dan lantai yang disebut Hilman tengah bergerak tidak tampak jelas. Kemungkinan gambar diambil setelah fenomena itu terjadi. Namun, puluhan warga berebut ingin menyaksikan hasil rekaman itu.
Menurut Syariful, masjid tersebut mengalami renovasi menjadi dua lantai pada tahun 1989 dan selesai Oktober. Lantai pertama berukuran 9x21 meter dan lantai dua 9x12 meter. “Semula itu hanya masjid biasa dengan lahan bekas kebun. Saya yang waktu itu berprofesi sebagai pemborong lantas mengusulkan dilakukan renovasi dan disambut warga,” ujarnya, sambil menyebutkan, renovasi juga mendapat sumbangan dari Presiden Soeharto sebesar Rp 50 juta melalui koleganya di Jakarta.
Sejak berdiri, lanjut Syariful, tidak ada hal yang aneh. Hanya saja setelah ada imbauan MUI Pusat untuk menghitung kembali arah kiblat masjid pasca gempa 2 September 2009 lalu, jajaran DKM Masjid Al Falah melakukan penghitungan ulang dipimpin H Rofik, ahli ilmu falak warga setempat. Saat itu diketahui arah masjid mesti diputar ke kiri sekitar 30 derajat agar tepat menghadap kiblat.
“Kalau tidak salah, perubahan arah kiblat itu dilakukan Juli lalu. Karena akan sulit jika harus membongkar masjid, maka warga sepakat hanya memutar hamparan sajadah saja ke arah kiri,” jelas Syariful.
Menurut Syafirul, fenomena itu saat ini tengah dikaji oleh para tokoh. Bukan mengkaji secara ilmiah, tapi membaca ada hikmah apa dibalik peristiwa tersebut. Ketua RW, Dudung, juga menyatakan hal serupa.
“Para tokoh tengah menelaah secara saksama, untuk menemukan hikmah dari peristiwa itu,” jelasnya.
Namun bagi Syariful, kejadian ajaib itu bisa saja menjadi petunjuk bahwa arah kiblat yang sebenarnya, sesuai dengan arah masjid sekarang ini. “Logikanya, kami memutar arah kiblat ke kiri dan keempat tiang berputar ke arah kanan, dengan sudut perputaran yang sama. Karenanya saya akan mengungkapkan hal ini kepada warga untuk menjadi bahan pertimbangan,” imbuhnya.
Subhanallah.

ILMU SOSIAL DASAR 1

Nama                    : Shinta Roanna Agusti
NPM                      : 16110526
Kelas                     : 1KA14
A. ISD Sebagai salah satu MKDU
Menghadapi masalah-masalah dalam penyelenggaraan tridarma perguruan tinggi, demikian pula untuk memenuhi tututan masyarakat dan negara , maka diselenggarakan program-program pendidikan umum yang bertujuan untuk :
  1. sebagai usaha membantu perkembangan kepribadian mahasiswa agar mampu berperan sebgai anggota masyarakat dan bangsa serta agama
  2. Untuk menumbuhkan kepekaan mahasiswa terhadap masalah-masalah dan kenyataan-kenyataan sosial yagn timbul di dalam masayrakat Indonesia
  3. Memberikan pengetahuan dasar kepada mahasiswa agar mereka mampu berpikir secara interdisipliner, dan mampu memahami pikiran para ahli berbagai ilmu pengetahuan, sehingga dengan demikian memudahkan mereka berkomunikasi
Pendidikan umum yang diselenggarakan oleh universtias dan intitut kemudian dikenal dengan mata kuliah dasar umum atau MKDU yangterdiri dari beberapa mata kuliah , yaitu : 1) Agama, 2) Kewarganegaraan, 3) Pancasila, 4) Kewiraan, 5) IBD dan 6) ISD.

LATAR BELAKANG, PENGERTIAN DAN TUJUAN  ISD
Ilmu sosial dasar (ISD) adalah salah satu mata kuliah dasar umum yang merupakan mata kuliah wajib yang diberikan di perguruan tinggi negeri maupun swasta.
Tujuan diberikannya mata kuliah ini adalah semata-mata sebagai salah satu usaha yang diharapkan dapat memberikan bekal kepada mahasiswa untuk dapat peduli terhadap masalah – masalah sosial yang terjadi dilingkungan dan dapat memecahkan permasalahan tersebut dengan menggunakan pendekatan ilmu sosial dasar.
Latar belakang diberikannya ISD adalah banyaknya kritik yang ditujukan pada sistem pendidikan kita oleh sejumlah para cendikiawan. Mereka menganggap sistem pendidikan kita masih merupakan warisan sistem pendidikan Pemerintah Belanda, yaitu kelanjutan ari politik balas budi yang dianjurkan oleh Conrad Theodhore van Deventer. Sistem ini bertujuan menghasilkan tenaga-tenaga terampil untuk menjadi “tukang-tukang” yang mengisi birokrasi mereka di bidang administrasi, perdagangan, teknik dan keahlian lain, dengan tujuan ekspoitasi kekayaan Negara.
Hal lain, sistem pendidikan kita menjadi sesuatu yang “elite” bagi masyarakat kita sendiri, kurang akrab dengan lingkungan masyarakat, tidak mengenali dimensi – dimensi lain di luar disiplin ikeilmuannya.n Perguruan tigngi  seolah-olah menara gading yang banyak menghasilkan sarjana-sarjana “tukang” tidak mau dan peka terhadap denyut kehidupan, kebutuhan, serta perkembangan masyarakat.
Pendidikan tinggi diharapkan dapat menghasilkan sarjana-sarjana yang mempunyai seperangkat pengetahuan yang terdiri atas:
1.    Kemampuan akademis, adalah kemampuan untuk berkomunikasi secara ilmiah, baik lisan maupun tulisan, menguasai peralatan analisis, memiliki kemampuan konsepsional untuk mengidentifikasi, merumuskan masalah, dan mampu menawarkan alternative pemecahannya.
2.    Kemampuan professional, adalah kemampuan dalam bidang profesi tenaga ahli yang bersangkutan.
3.    Kemampuan personal, merupakan kemampuan kepribadian. Dengan kemampuan ini para tenaga ahli diharapkan memiliki pengetahuan dan pandangan yang luas serta kepekaan terhadap berbagai masalah yang dihadapi oleh masyarakat dengan mencerminkan sikap yang sesuai dengan moral agama dan negara.
ISD, sebagai bagian dari MKDU, mempunyai tema pokok yaitu hubungan timbal balik antara manusia dengan lingkungannya.
Adapun yang menjadi sasaran perhatian adalah antara lain :
1.    Berbagai kenyataan masalah sosial yang dapat ditanggapi dengan pendekatan sendiri maupun pendekatan gabungan (antar bidang)
2.    Adanya keanekaragaman golongan dan kesatuan sosial lain dalam masyarakat,
Kehidupan manusia sebagai mahluk sosial selalu dihadapkan kepada masalah sosial yang tidak dapat dipisahkan dalam kehudupan. Masalah sosial ini timbul sebagai akibat dari hubungannya dengan sesama manusia lainnya dan akibat tingkah lakunya. Yang membedakan masalah sosial dengan masalah lainnya adalah bahwa masalah sosial selalu ada kaitannya yang dekat dengan nilai-nilai moral dan pranata-pranata sosial, serta ada kaitannya dengan hubungan-hubungan manusia itu terwujud. Pengertian masalah sosial memiliki dua pendefinisian:
·         Menurut umum, masalah sosial adalah segala sesuatu yang menyangkut kepentingan umum.
·         Menurut para ahli, masalah sosial adalah suatu kondisi atau perkembangan yang terwujud dalam masyarakat yang berdasarkan atas studi, mempunyai sifat yang dapat menimbulkan kekecauan terhadap kehidupan warga masyarakat secara keseluruhan..

B.    Penduduk, Masyarakat dan kebudayaan

Penduduk masyarakat dan kebudayaan adalah konsep-konsep yang pertautannya satu sama lain sangat berdekatan.
Penduduk, dalam pengertian luas diartikan sebagai kelompok organisme sejenis yang berkembang biak dalam suatu daerah tetentu. Penduduk dalam arti luas itu sering diistilahkan popuasi dan disini dapat meliputi populais hewan, tumbuhan dan juga manusia. Dalam kesempatan ini penduduk digunakan dalam pengertian orang-orang yang mendiami wilayah tertentu, menetap dalam suatu wilayah, tumbuh dan berkembang dalam wilayah tertentu pula.
Adapun masyarakat adalah suatu kesatuan kehidupan sosial manusia yang menempati wilayah tertentu, yang keteraturannya dalam kehidupan sosialnya telah dimungkinkan karena memiliki pranata sosial yang telah menjadi tradisi dan mengatur kehidupannya.
Kebudayaan merupakan hasil budi daya manusia, ada yang mendefinisikan sebagai  semua hasil karya, rasa dan cipta masyarakat.

PENDUDUK DAN PERMASALAHANNYA
               manusia itu dalam kehidupannya terkait dengan alam atau daerah dimana mereka hidup. Oleh karena itu penduduk dunia itu bertambah karena kelahiran lebih besar dari kematian, sehingga tingkat kelahiran lebih besar dari tingkat kematian. Ini disebabkan karena manusia sebagai mahluk hidup akan selalu berusaha agar mempunyai keturunan dan memperjuangkan hidupnya untuk dapat hidup panjang (berumur panjang) dan ini sering dikenal dengan teori alam tentang pertumbuhan penduduk.

DINAMIKA PENDUDUK
               Dinamika penduduk menunjukkan adanya factor perubahan dalam hal jumlah penduduk yang disebabkan oleh adanya pertumbuhan penduduk. Penduduk bertambah tidak lain karena adanya unsurr lahir, mati, datang dan pergi dari penduduk itu sendiri. Karena keempat unsur tersebut maka pertambahan penduduk  dapat dihutung dengan cara : pertambahan penduduk = ( lahir – mati) + ( datang – pergi ).
Bagaimana dengan dinamika penduduk Indonesia ?
Untuk memproyeksikan penduduk dapat dihitung dengan menggunakan rumus berikut :
Pn = (1 + r) n x  Po
Pn = jumlah penduduk yang  dicari pada tahun tertentu (proyeksi penduduk)
 r = tingkat pertumbuhan penduduk dalam prosen
 n  = jumlah dari tahun yang akan diketahui
Po = jumlah penduduk yang diketahui apa tahun dasar

KOMPOSISI PENDUDUK
               Sensus penduduk yang diadakan 10 tahun sekali oleh pemerintah kita, bukan hanya menghitung jumlah penduduk saja tetapi juga mendata tentang umur penduduk, jenis kelamin penduduk, tingkat pendidikan penduduk, jenis mata pencaharian dan sebaginya.
               Dengan mengetahui komposisi penduduk menurut umur dan jenis kelamin, dapta disusun/dibuat apa yang disebut piramida penduduk, yaitu grafik susunan penduduk menurut umur dan jenis kelamin pada saat tertentu dalam bentuk pyramid.
Berdasarkan komposisinya piramida penduduk dibedakan atas :
1.    Piramida penduduk muda yaitu penduduk dalam pertumbuhan.
2.    Bentuk piramida stasioner, disini keadaan penduduk usia muda, usia dewasa dan lanjut usia seimbang, pyramid penduduk stasioner ini merupakan idealnya keadaan penduduk suatu Negara.
3.    Piramida penduduk tua, yaitu piramida pendduk yang menggambarkan penduduk dalam kemunduran.

PERSEBARAN PENDUDUK
               Kecenderungan  manusia untuk memilih daerah yang subur untuk tempat tinggalnya, terjadi sejak pola hidup masih sangat sederhana. Itulah maka sejak masa purba daerah sangat subur selalu menjadi perebutan manusia. Daerah semacam inilah yang kemudian berkembang menjadi daerah perkotaan, daerah tempat pemerintahan, daerah perdagangan dan sebagainya.. prinsip tempat tinggal mendekati tempat bekerja yang secara langsung atau tidak, menimbulkan ketidakseimbangan penduduk ditiap-tiap daerah. Sehingga terjadi daerah yang berpenduduk padat. Dari prinsip itulah  kemudian terjadi perpindahan penduduk dari satu daerah ke daerah lain.

PERKEMBANGAN DAN PERUBAHAN KEBUDAYAAN
               Kebudayaan selalu dimiliki oleh setiap masyarakat, hanya saja ada suatu masyarakat yang lebih baik perkembangan kebudayaannya dari pada masyarakat lainnya. Kebudayaan merupakan keseluruhan ari pengetahuan manusia sebagai mahluk sosial, yang digunakan untuk menginterpretasikan dan memahami lingkungan yang dihadapi, untuk memenuhi segala kebutuhannya serta mendorong terwujudnya kelakuan manusia itu sendiri. Atas dasar itulah  para ahli mengemukakan adanya unsur kebudayaan yang umumnya diperinci menjadi 7 unsur yaitu :
  1. unsur religi
  2. sistem kemasyarakatan
  3. sistem peralatan
  4. sistem mata pencaharian hidup
  5. sistem bahasa
  6. sistem pengetahuan
  7. seni
               Tidak ada kebudayaan yanga statis, setiap perubahan kebudayaan mempunyai dinamika, mengalami perubahan; perubahan itu akibat dari perubahan masyarakat yang menjadi wadah kebudayaan tersebut.

KEBUDAYAAN DAN KEPRIBADIAN
               Kebudayaan suatu bangsa adalah cermin dari kepribadian bangsa yang bersangkutan. . Kalau begitu pada sisi mana kebudayaan dapat memberi pengaruh terhadap suatu kepribadian ? jawabnya kita melihat dari sikap pemilik kebudayaan itu sendiri. Manakala pemilik kebudayaan itu menganggap bahwa segala sesuatu yang terangkum dan terlebur dalam segala materi kebudayaan itu sebagai sesuatu yang logis, normal, serasi, dan selaras dengan kodrat alam dan tabiat asasi  manusia dan sebagainya. Sebaliknya segala yang berbeda dari corak kebudayaan mereka, dianggap rendah, aneh, kurang susila, bertentagnan degnan kodrat alam, dan sebagainya.

PRANATA SOSIAL DAN INSTITUSIONALISASI
               Untuk menjaga agar hubungan antar anggota masyarakat dapat berjalan sesuai dengan yang diharapkan, maka didalam masyarakat dibedakan adanya : cara atau “usage”, kelaziman (kebiasaan) atau “folkways”; tata kelakuan atau “mores”, dan adapt istiadat “costom”.
               Usage menunjukkan pada suatu bentuk perbuatan, kekutan mengikatnya sangat lemah bila dibandingkan dengan folkways. Usage lebih menonjol didalam hubungan antar individu didalam masyarakat.
               Folkways diartikan sebagai perbuatan yang berulang-ulang dalam bentuk yang sama, yang diikutinya kurang berdasarkan pemikiran dan mendasarkan pada kebiasaan atau tradisi; yang diterjemahkan dengan kelaziman  atau kebiasaan.
               Apabila folkways ini diterima masyarakat sebagai norma pengatur, maka kebiasaan ini berubah menjadi mores atau tata kelakuan. Mores diikuti tidak hanya secara otomatis kurang berpikir, tetapi karena dihubungkan dengan suatu keyakinan dan perasaan yang dimiliki oleh anggota masyarakat.
               Norma-norma tersebut setelah mengalami proses tertentu pada akhirnya akan menjadi bagian tertentu dari lembaga kemasyarakatan. Proses tersebut dinamakan proses institusionalisasi, yaitu suatu proses yang dilewati oleh norma kemasyarakatan yang baru untuk menjadi bagian dari salah satu lembaga kemasyarakatan, sehingga norma tersebut oleh masyarakat diterima, dihargai, dan kemudian ditaati dan dipatuhi dalam mengatur kehidupan sehari-hari.
               Dr. Koentjaraningrat  membagi lembaga sosial/pranata-pranata kemasyarakatan menjadi 8 macam  yaitu :
  1. Pranata yang bertujuan memenuhi kebutuhan kehidupan kekerabatan.
  2. Pranata yang bertujuan memenuhi kebutuhan manusia untuk mata pencaharian hidup.
  3. Pranata yang bertujuan untuk memenuhi kebutuhan ilmiah manusia.
  4. Pranata yang bertujuan memenuhi kebutuhan pendidikan.
  5. Pranata yang bertujuan untuk memenuhi kebutuhan ilmiah, menyatakan rasa keindahan dan rekreasi.
  6. Pranata yang bertujuan memenuhi kebutuhan manusia untuk berhubungan dengan Tuhan.
  7. Pranata yang bertujuan memenuhi kebutuhan manusia untuk mengatur kehidupan berkelompok atau bernegara.
  8. Pranata yang bertujuan mengurus kebutuhan jasmaniah manusia.


STUDI KASUS






Hukum Waris Adat

(Studi Kasus Di Kabupaten Nias)

        Zaman yang serba modern ini telah memberikan kesempatan kepada masyarakat Nias untuk dapat berkembang dengan seluas-luasnya. Berkarya sesuai dengan bakat dan profesi yang diembankan kepada mereka sesuai dengan kemampuan mereka masing-masing. Namun, akibat dari perkembangan yang sangatlah pesat dalam rangka pembangunan dan pemekaran di setiap kabupaten, maka masyarakat Nias terlupa dengan adat istiadat dan tradisi yang telah lama dilakukan sejak zaman nenek moyang dulu. Perkembangan yang melaju pesat berdampak pula pada sistem perkawinan antara suku Nias dengan suku-suku lain yang berada di luar Pulau Nias. Tidak hanya perkawinan yang mengalami pergeseran, akan tetapi sistem pewarisan pun akan bergeser secara lambat laun. Umumnya, dalam masalah pewarisan Nias lebih mengutamakan adanya anak laki-laki dan kepada anak laki-laki sajalah harta warisan akan dibagi-bagi.

Dalam dimensi kemanusiaan, lelaki dan wanita mempunyai hak dan kewajiban untuk menata hari depannya sendiri sesuai dengan fitrah kemandirian dan dianalisasikan dalam realitas lingkungan sosial, ekonomi, budaya, ekologi, dan politik. Dengan demikian, perwujudan kemandirian merupakan keseimbangan dinamis antara hak dan kewajiban yang mengacu pada situasi lingkungan dan berbagai peraturan dan perundang-undangan yang mengkondisikan lingkungan tersebut walau sulit untuk dirumuskan dalam rumusan tunggal. Demikian pula yang terjadi di Kabupaten Nias dimana anak laki-laki dan anak perempuan dulunya terjadi perbedaan yang sangat mendasar dan sangat membeda-bedakan. Sekarang hal tersebut tidak terjadi lagi mengingat perkembangan yang cukup pesat di Kabupaten Nias mengakibatkan munculnya persamaan derajat antara anak laki-laki dan anak perempuan.
Created by Shinta R. Agusti 2012. Diberdayakan oleh Blogger.